Di internet ramai dibicarakan perihal ini:
Seseorang netizen jepang sehabis menikah, tiap bulannya menerima duit sebesar 500 juta rupiah kurang lebih, dia pula tidak memiliki anak, cuma suka berkumpul dengan sahabat aja. Tetapi, ia yang penampilannya kelihatannya amat elegan ini, nyatanya sudah lebih dari separuh tahun tidak berjumpa dengan suaminya.
Cinta tetapi gak memiliki rumah, itu sama dengan sepiring pasir, tetapi bahwa perkawinan cuma terdapat kekayaan aja? Apa perkawinan ini masih terdapat maksudnya? Apa kalian rela masuk dalam perkawinan serupa ini?
Siapa sngka, cerita yang kelihatannya amat menyedihkan serupa ini nyatanya memperoleh reaksi tidak terduga dari banyak netizen. “gila, hidup seperti ini mah hepi banget! ” terlebih lagi banyak orang yang berkata, “kalau masing – masing bulan memiliki 500 juta, masih perlu suami buat apa? ”
Nyatanya tidak sedikit netizen yang berpikiran, lebih baik memiliki duit daripada memiliki suami di samping kita. Mereka berkomentar bahwa hidup serupa itu sangat tenang.
Siapa sangka, dibalik banyak perempuan yang kelihatannya bercanda serupa ini, sesungguhnya merupakan kekecewaan mereka terhadap suaminya seorang diri. Banyak perempuan yang masuk ke dunia perkawinan, tentu karna cinta.
Awal mulanya tentu seluruh orang yakin bahwa mereka hendak hidup senang, yakin bahwa cinta itu begitu indah, hendak berjuang keras demi keluarga ini, yakin bahwa seluruhnya ini hendak terus berjalan hingga akhir hidup ini, yakin bahwa di titik rendah kehidupan ini, hendak senantiasa terdapat pendamping yang menemani tiap dikala.
Tetapi pada realitasnya, tidak seindah apa yang dibayangkan sepanjang ini. Acapkali dikala mau menggambarkan seluruh kesusahan di dalam hati ini, suami sama sekali tidak ingin mendengar.
Dikala kalian berharap pasanganmu mengosongkan waktu lebih banyak buat kanak – kanak, tetapi ia tidak sempat memiliki hati buat itu. Dalam realitasnya, para laki – laki ini, tidak sempat hirau dikala perempuan memerlukan orang buat menemaninya.
Sebagian waktu kemudian, terdapat berita yang berkata, seseorang bunda melahirkan anaknya yang ke 2, dikala dokter menggendong si balita, mertua dan juga suami langsung padat jadwal mengurus si balita.
Sampai – sampai melupakan si bunda yang sendirian menunggu bunda kandungnya tiba. Terlebih lagi ia wajib berjalan keluar kamar bersalin seorang diri sembari mempertanyakan kenapa ibunya tidak kunjung tiba.
Inilah perempuan, awal mulanya mengira bahwa perkawinan itu merupakan perihal yang amat indah, tetapi malah acapkali menyakiti mereka dengan dalam.
Banyak laki – laki yang tidak sempat terasa hendak perihal ini, mereka sama sekali menyangka ini tidaklah perihal yang berarti buat dipermasalahkan.
Untuk mereka, asalkan mereka membagikan duit buat hidup, itu sudah cukup. Mereka susah buat paham bahwa tiap kali perempuan itu emosi, tentu terdapat sebab dibaliknya.
Era saat ini ini, perempuan sudah hidup serupa, “harus dapat mencuci pakaian, ngepel rumah, ribut sama suami, masih wajib jalan – jalan, nyetir mobil, membesarkan anak, whatever pula wajib dapat.. ” untuk laki – laki, perempuan cumalah perlengkapan buat pemuas nafsu aja, tidak lebih dari itu.
Lama – lama, perempuan belajar buat hidup lepas dari suami, hidup mandiri dan juga sendirian. Ia dapat mengendalikan emosinya seorang diri, terlebih lagi tidak lagi bersandar pada suami.
Di dalam suatu keluarga, bahwa suami tidak lagi dapat membagikan apa yang jadi kebutuhan istri, lalu apa lagi manfaatnya suami?
Bahwa sepanjang ini istrimu masih ingin berkorban demi kalian, tandanya ia belum menyerah seluruhnya padamu dan juga pada keluarga ini, tetapi bahwa kalian bagaikan laki – laki terus menerus tidak mempedulikannya, ia tentu dengan sendirinya hendak berangkat lama – lama.
Mudah – mudahan aja seluruh laki – laki itu paham, bahwa harapan perempuan itu bukanlah banyak, ia cuma memerlukan suatu rumah yang aman dan juga hangat, memiliki ikatan yang baik dengan suami dan juga anak seumur hidupnya. Tetapi, kadang perempuan benar egosi, ia mau seluruh cinta dan juga perhatianmu.
Jadi, asalkan kalian menyayanginya, ingin mendengar dan juga memperhatikannya, menurutnya, kalian merupakan dunianya, ia tentu tidak hendak sempat melepaskanmu! Hai laki – laki, hargailah wanitamu, dialah yang berjuang siang dan juga malam buat membikin hidup kamu jadi lebih aman dan juga berarti.
