Robby baru saja memiliki anak, anaknya lahir prematur, dan istrinya tidak dapat menghasilkan asi yang cukup banyak untuk diberikan kepada putranya. Mau tidak mau mereka menambahkan susu bubuk agar nutrisinya tetap terjaga.
Robby sengaja menambahkan susu bubuk(formula) cukup banyak dan ia berharap agar putranya itu bisa kenyang.
Namun, siapa yang mengira setelah 2 hari minum, putranya yang masih bayi itu muntah, perutnya kembung dan keras. Putranya itu terlihat lemas dan tidak bersemangat. Ia pun dengan segera membawanya ke dokter untuk diperiksa. Dan ternyata ada jaringan mati dalam usus putranya (terbentuknya nekrosis).
Dokter mengatakan bahwa sistem pencernaan bayi belum berkembang secara sempurna, sehingga menyebabkan munculnya jaringan mati tersebut.
Beberapa faktor yang diduga berpotensi meningkatkan risiko bayi untuk mengalami nekrosis:
- Konsumsi susu formula yang lebih banyak dibandingkan dengan ASI.
- Transfusi darah.
- Bayi yang sakit parah.
Di samping diare dan muntah, nekrosi dapat ditandai dengan gejala berupa perut kembung, susah makan, perut yang membesar, lemas, serta napas, detak jantung, tekanan darah, atau suhu tubuh menjadi tidak stabil.
6 kesalahan yang dilakukan orangtua dalam memberi susu kepada anaknya:
1. Memasukkan Susu Formula Dulu, Baru Air
Hal ini membuat keakuratan konsentrasi sufor tidak terjamin, bahkan tidar bercampur dengan merata, sehingga tidak baik untuk pencernaan si kecil
Cara yang benar: masukkan air hangat terlebih dulu ke dalam botol, baru kemudian sufor sesuai takaran.
2. Membuat Sufor Dengan Air Hangat Dari Dispenser
Tak jarang Mama melarutkan sufor menggunakan air hangat dari dispenser. Dengan asumsi, air hangat sudah cukup untuk melarutkan susu secara merata, maka tidak usah sampai mendidih.
Air panas yang dihasilkan dari dispenser sering kali tidak mencapai suhu di atas 70 derajat Celsius. Padahal, bubuk sufor sesungguhnya tidaklah steril.
Apalagi jika kemasannya sudah dibuka. Bila dilarutkan dengan air bersuhu di bawah 70 derajat Celsius, maka masih ada kemungkinan bakteri dalam bubuk sufor yang tidak mati.
Cara yang benar: dengan menyediakan air panas yang sudah dididihkan, lalu didiamkan sekitar 15―20 menit sampai suhu turun namun masih di atas 70 derajat Celsius.
Setelah itu, masukkan air panas tersebut ke dalam botol susu, lalu masukkan bubuk sufor sesuai takaran, dan aduk/kocok perlahan sampai merata.
3. Menyeduh Susu Dengan Air Panas Apalagi Air Mendidih
Kandungan probiotik dan prebiotik (FOS dan GOS) serta kandungan vitamin-vitaminnya bisa rusak jika susu diseduh dengan air panas. Yang artinya, produk susu juga tidak boleh direbus.
4. Kesalahan Dalam Mengaduk Sufor
Hal ini dapat menyebabkan munculnya gelembung pada larutan susu, yang membuat seorang bayi menjadi mudah kembung dan cegukan.
Cara yang benar: Setelah mencampur sufor dengan air, usahakan agar tidak ada gelembung dan larutan sudah bercampur rata.
5. Mengurangi Atau Menambah Takaran yang Ditentukan
Susu yang terlalu encer akan mengakibatkan anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkannya.
Sementara susu yang terlalu kental bisa menimbulkan masalah konstipasi (sembelit) atau susah buang air besar pada anak.
Pemberian susu yang terlalu kental dan melebihi takaran juga dikhawatirkan dapat memperberat kerja ginjal saat mencernanya.
6. Tidak Langsung Diminum Setelah Disajikan
Jika lebih dari 2 jam, disarankan susu dibuang agar tidak terjadi penyebaran kuman pada gelas. Cara yang benar: setelah disajikan dalam suhu kamar, susu sebaiknya langsung dihabiskan sebelum waktu 2 jam.
Jika diletakkan di kulkas, maka susu tidak boleh diminum setelah 24 jam. Dan ketika susu menjadi dingin, botol susu bisa direndam di dalam wadah air panas agar menjadi hangat.
7. Memanaskan Susu Dengan Microwave
Gelombang mikro yang dipancarkan dengan intensitas kuat mampu menaikkan suhu makanan minuman yang berarti merusak komposisi molekul susu. Selain itu, susu yang panas juga bisa membuat anak-anak mengalami luka bakar serius pada organ mulutnya.
Nah, sekarang sudah tahu kan gimana cara yang benar dalam memberi susu kepada anak?
Yuk share artikel ini biar semakin banyak orang yang tahu dan bisa mempelajarinya.